News on MRT Jakarta

the unofficial blog of MRT Jakarta Projects

Laporan Awal Desain Dasar Selesai

leave a comment »

TEMPO Interaktif, Jakarta -Laporan awal (prelimenary report) desain dasar MRT Jakarta koridor 1 Lebak Bulus – Dukuh Atas (14.5 km) selesai pada akhir bulan April 2010, berisi kajian yang membahas metodologi yang akan dilakukan pada pembuatan desain dasar. Laporan awal ini juga berisi beberapa survei penting yang akan menjadi acuan dalam finalisasi rancangan dasar. MRT Jakarta akan dibangun dari Lebak Bulus di Jakarta Selatan dan Dukuh Atas di Jakarta Pusat sepanjang 14,5 km, dengan 5 stasiun bawah tanah dan 7 stasiun melayang. Koridor ini merupakan 1 dari 3 rencana pembangunan koridor MRT di Jakarta. Koridor 2 adalah dari Dukuh Atas ke Kota; dan koridor 3 adalah jalur Timur-Barat. Koridor 2 sedang dalam feasibility study dan 3 sedang dalam pembuatan prefeasibility study. Proyek MRT koridor 1 kini dalam masa pembuatan Basic Engineering Design (BED) atau rancangan desain dasar.

“Survei mencakup antara lain terkait Geotechnical, Topography dan Demand Forecast. Geotechnical untuk mengetahui kondisi tanah, Topography terkait pemetaan lokasi proyek dan sekitarnya secara digital dan Demand Forecast untuk mengetahui perkiraan jumlah penumpang dalam koridor 1 MRT Jakarta. Diharapkan seluruh desain dasar koridor 1 akan rampung akhir 2010 sehingga dapat dilanjutkan dengan tender konstruksi dan konstruksi fisik pada 2012 serta dapat mulai beroperasi pada 2016. “ ungkap Tribudi Rahardjo Direktur Utama PT MRT Jakarta dalam pameran Asia Infrastructure 2010.

Memo Bisnis

Written by jakartamrt

April 21, 2010 at 10:40 am

Posted in MRT in the News

Tambah Satu Stasiun, Proyek MRT Butuh Dana Tambahan Rp 1 Triliun

leave a comment »

Tambah Satu Stasiun, Proyek MRT Butuh Dana Tambahan Rp 1 Triliun

 

BERITAJAKARTA.COM — 09-03-2010 18:51
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menambah satu stasiun bawah tanah (underground), dari empat stasiun yang ditetapkan sebelumnya dalam basic design (disain dasar) Mass Rapid Transit (MRT). Sehingga perlu ada penambahan anggaran sebesar 100 juta dollar Amerika atau sekitar Rp 1 triliun, untuk penambahan satu stasiun yang akan ditempatkan di depan Masjid Al Azhar, Jl Sisingamangaraja, Kebayoranbaru.

Semula, jumlah stasiun MRT dengan rute Lebak Bulus–Dukuh Atas terdiri dari 12 stasiun, dengan empat stasiun di bawah tanah dan delapan stasiun elevated. Empat stasiun di bawah tanah itu terdapat di Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setiabudi, dan Dukuh Atas. Sedangkan delapan stasiun elevated yakni mulai dari Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamangaraja, dan Senayan.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengatakan, perubahan itu sangat perlu untuk menjaga kondisi lalu lintas di jalur protokol. Dari segi tata ruang, akan lebih bernilai estetika jika jalur bawah tanah dimulai dari Senayan, tepatnya di depan Masjid Al Azhar kemudian menyambung ke Stasiun Istora Senayan (Ratu Plaza). Sehingga jalur rel MRT sepanjang Patung Pemuda harus di bawah tanah semuanya hingga ke Dukuh Atas. Sebab, jika stasiunnya dipertahankan di atas jalan maka harus memindahkan Patung Pemuda.

Perubahan disain itu membutuhkan tambahah dana yang cukup besar yaitu 100 juta dollar Amerika. “Untuk pembiayaan penambahan proyek itu, akan diupayakan dari bridging financing (peminjaman dana tambahan) ke pihak Jepang. Dalam waktu dekat ini PT MRT dan Jepang akan membicarakan hal ini,” kata Fauzi Bowo usai mendengar paparan PT MRT Jakarta di Balaikota, Selasa (9/3).

Dalam pertemuan tersebut, selain membahas perubahan disain, juga masalah pembangunan depo di Lebak Bulus. Ada dua alternatif disain yang akan dibangun, yaitu at-grade atau rata tanah dan elevated. Dari dua opsi itu, PT MRT diberikan waktu satu bulan untuk melakukan kajian, kemudian setelah itu harus memberikan hasil kajiannya kepada dirinya. Sehingga ia bisa memutuskan opsi mana yang akan diterapkan.

Gubernur juga meminta agar integrasi antara PT MRT dan PT KAI bisa segera dilaksanakan secepatnya, untuk meningkatkan kapasitas layanan dan penumpang transportasi berbasis rel di Jakarta. Peningkatan kapasitas itu, dimungkinkan jika ada feeder yang terintegrasi. Karenanya ia meminta agar penyediaan feeder ini menjadi kajian oleh Dinas Perhubungan dan Badan Perencanaan Daerah.

Tak hanya itu, PT MRT juga diminta segera membahas rencana pengembangan MRT jalur barat yang akan memasuki kawasan Tangerang dan Bekasi. Diharapkan rencana pembangunan rute baru ini bisa berjalan pararel dan tidak perlu menunggu konstruksi selesai sampai rute Dukuh Atas-Kota rampung.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tribudi Rahardjo menyebutkan, tujuan perubahan disain jumlah stasiun tidak lebih untuk menjaga keindahan dan kenyamanan lalu lintas di jalan protokol. Diharapkan di jalur protokol itu tidak ada jalur elevated yang dapat menimbulkan kesemrawutan lalu lintas. “Jadi bukan karena gara-gara ada Patung Pemuda,” tukasnya.

Perubahan ini diperkirakan akan menambah sekitar 900 meter luas lahan di bawah tanah. Jika tadi dimulai dari depan Ratu Plaza maka sekarang sebelum Ratu Plaza rel sudah di bawah tanah. Proses pelaksanaan proyek saat ini masih dalam studi disain dasar dan belum mendetail. Bahkan baru memasuki tahap plenary design sehingga masih dimungkinkan dilakukan perubahan. Perubahan itu, dalam waktu 3 bulan sudah harus diajukan untuk dipertimbangkan dalam rencana desain dasar, sehingga tidak mengganggu waktu pelaksanaan proyek.

Total anggaran dalam rute 1 MRT (Lebak Bulus-Dukuh Atas) sebelumnya diperkirakan mencapai 120 miliar yen yang sebagian besar dibiayai dari dana pinjaman Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Dengan penambahan dana itu, PT MRT akan membahas kenaikan itu dalam rencana kunjungan kerja ke Jepang sekaligus membahas masalah teknis dan studi banding terkait Integrasi dengan moda transportasi yang lain, sistem kontrol dan konsep training operator. Sedangkan terkait tender dokumen untuk operator pelaksana, saat ini sedang dilaksanakan dan ditargetkan rampung akhir tahun 2011. Pelaksanaan proyek fisik bisa dimulai pada 2012.

Reporter: lenny

Sumber : Berita Jakarta
 
Reporter: lenny  

Written by jakartamrt

March 11, 2010 at 3:53 pm

Posted in beritajakarta.com

Awal Pembangunan MRT Tahun 2012, 2016 Baru Selesai

leave a comment »

Sabtu, 27 Februari 2010, 14:47 WIB

 

Mass Rapid Transportation (MRT) saat ini sudah memasuki tahap penyusunan rencana dasar dan nantinya pada 2011 akan selesai, sedangkan untuk awal proses pembangunan mulai pada awal tahun 2012.

Menurut, Dirjen Departemen Perhubungan RI, Tundjung Inderawan mengatakan, bahwa proses pembanguna MRT sedang di proses dalam penyususnan yang ditargetkan selesai 2011.

“Saat ini sudah memasuki tahap penyusunan rencana dasar,” katanya di Jakarta.

MRT atau yang dikenal subway, diharapkan akan menjadi alat transportasi massal yang dapat mampu mengangut 400 ribu warga Jakarta dan sekitarnya perhari.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo melalui pesan singkatnya, Sabtu (27/2/2010) mengatakan pembangunan subway atas pengembangan angkutan umum massal, pembatasan lalu lintas, dan peningkatan kapasitas jaringan dalam hal transpotasi di Ibukota.

Untuk jalurnya, persimpangan jalan yang padat lalu lintasnya, akan dibangun terowongan (underpass) atau jembatan layang (flyover).

“Untuk menambah jaring jalan tidak ada pilihan lain selain membangun jalan bertingkat”, katanya.

Sembilan stasiun layang itu adalah Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamangaraja, Senayan, dan Istora. Sedangkan stasiun di Bendungan Hilir, Setiabudi, dan Dukuh Atas akan dibangun di dalam terowongan.

Jika nanti sudah beroperasi pada 2016, harga tiket subway (MRT) dari stasiun Lebak Bulus – Dukuh Atas ditetapkan sebesar Rp12.000 per- penumpang.

Sementara tarif dari satu stasiun ke stasiun lainnya dikenakan sekitar Rp1.000,- sampai Rp1.200,-.

Seperti diketahui, proyek ini akan didanai sebagian besar dari dana pinjaman JICA dulu bernama JBIC (Japan Bank International Coorperation) sebesar US$ 16,2 juta. Dengan cost sharing antara pemerintah pusat dengan Pemprov DKI sebesar 42 persen dan 58 persen. (Fz/Cie/Bm)

sumber: http://berita8.com/news.php?cat=3&id=19778

Written by jakartamrt

February 27, 2010 at 2:47 pm

Posted in Uncategorized

Tagged with

Ada Lima Stasiun Bawah Tanah di Jalur MRT Jakarta

leave a comment »

Jumat, 19/2/2010 | 00:26 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com –  Pemerintah kian serius menggarap Proyek kereta bawah tanah atau Mass Rapid Transportation (MRT) di Jakarta. Buktinya, berbagai persiapan terus dilakukan terkait realisasi proyek tersebut. Salah satunya, adalah rencananya proyek MRT tahap satu yang melayani rute Lebak Bulus-Dukuh Atas akan menggunakan lima stasiun bawah tanah.

Menurut Chief Corporate and Planning Officer PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Eddi Santoso, lima stasiun pada rute yang memakan biaya investasi 120,017 miliar yen itu berada pada titik Ratu Plaza, Senayan, Bendungan Hilir, Setiabudi, dan Dukuh Atas. “Jadi jalan Sudirman bersih dari bangunan-bangunan rel,” ujar Eddi, Rabu (17/2).

Sebagaimana proyek tahap satu, lanjut dia, pembangunan rute tahap dua Dukuh Atas-Bunderan Hotel Indonesia-Glodok juga menggunakan konsep stasiun bawah tanah. “Karena kita melewati ring satu, jadi harus dibawah,” katanya. (Raymond Reynaldi/KONTAN)

Editor: ksp

sumber : http://properti.kompas.com/read/xml/2010/02/19/00260553/Ada.Lima.Stasiun.Bawah.Tanah.di.Jalur.MRT.Jakarta

Written by jakartamrt

February 19, 2010 at 12:26 am

Posted in Uncategorized

MRT Lebak Bulus-Dukuh Atas Selesai 2016

leave a comment »

Kamis, 18 Februari 2010 | 11:43 WIB
KOMPAS/SRI REJEKI
Ilustrasi: Monorel di Kuala Lumpur

TERKAIT:

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Tauhid di Jakarta, Rabu (17/2/2010), mengatakan bahwa salah satu pemicu permasalahan transportasi, khususnya kemacetan di DKI, adalah tingginya pertumbuhan jumlah kendaraan.

Untuk mengerem laju pertumbuhan jumlah kendaraan, Pemprov DKI kini tengah mengembangkan Pola Transportasi Makro (PTM). Tauhid juga menjelaskan bahwa saat ini Pemprov DKI tengah mengembangkan proyek MRT Jakarta Tahap I (Lebak Bulus-Dukuh Atas) yang ditargetkan selesai pada 2016.

Untuk kemajuanya sendiri, saat ini tengah dilakukan diskusi efektif melalui joint working group yang terdiri dari unsur-unsur seperti Kementerian Perhubungan sebagai executing agency, Pemprov DKI sebagai implementing agency, PT MRT Jakarta sebagai sub-implementing agency dan Nippon Koei sebagai konsultan basic design.

Pada akhir tahun ini, pembebasan lahan yang dilakukan oleh dinas-dinas Pemprov DKI juga ditargetkan selesai, khususnya di daerah Lebak Bulus.

“Pengadaan management consultant service yang dimulai bulan ini diharapkan mampu mempercepat terlaksananya proyek ini,” kata Tauhid saat rapat kerja dengan Komisi B DPRD DKI, Rabu.

Asisten Perekonomian dan Administrasi DKI, Mara Oloan Siregar, yang turut hadir dalam rapat mengatakan bahwa pengembangan proyek transportasi ini bertujuan mewujudkan transportasi yang baik di DKI. Caranya dengan mengintegrasikan semua moda angkutan umum yang ada demi menciptakan angkutan massal yang memadai bagi masyarakat.

“Pengembangan pola angkutan massal ini menjadi prioritas Pemprov DKI ke depan,” tandasnya.

Ketua Komisi B DPRD DKI Selamat Nurdin mengungkapkan bahwa upaya Pemprov DKI melalui program-programnya itu dinilai sudah baik. Namun, dia mengingkatkan agar program itu menjadi program nyata yang bisa dinikmati masyarakat.

“Kami ingin program itu bukan sekadar program khayalan,” kata Selamat Nurdin.

<!–/ halaman berikutnya–>

Written by jakartamrt

February 18, 2010 at 11:43 am

Posted in Kompas.com

MRT Mulai Dibangun Tahun Depan

leave a comment »

JAKARTA (Pos Kota) – Setelah proses desain dasar (basic design) Tahap I (Lebak Bulus-Dukuh Atas) telah ditentukan pemenang tender serta kalayakan Tahap II (Dukuh Atas-Harmoni) selesai, pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) segera dilakukan. Moda angkutan massal tersebut direncanakan akan dimulai pembangunannya pada pertengahan 2011.

Namun sebelum pembangunan mega proyek tersebut dilakukan, akan dilanjutkan dengan pelaksanaan visibility study (studi kelayakan) MRT Tahap III (Balaraja-Cikarang). Sehingga pembanguan dapat dilaksanakan sesuai dengan target yakni 2011 dan siap beroperasi pada 2016. Dalam hal ini, Gubernur DKi, Fauzi Bowo, menyatakan percepatan proses pembangunan terhadap angkutan sangatlah penting. Mengingat proses tersebut akan mampu menyerap tenaga kerja di Jakarta sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi ibukota.

Oleh karena itu, Pemprov DKI akan berupaya memintya percepatan proses MRT. sebab, DKI sendiri telah mempersiapkan pelaksanaan proyek ini baik dari sisi pembiayaan dari APBD maupun dari rencana kerja yang akan dilaksanakan.

Sedangkan mengenai pembiayaan dana MRT Tahap III yang diprediksikan memakan biaya sebesar Rp 33 triliun akan dipenuhi dalam bentuk sharing dana antara Pemprov DKI dengan Pemerintah Pusat. Anggaran biaya itu diungkapkan Fauzi didasari dari perkiraan pembiayaan untuk proyek sepanjang 87,6 kilo meter. Menurutnya nominal Rp 33 triliun dikeluarkan dari Departemen Perhubungan. “Bisa saja sama, bisa saja lebih besar. Nanti akan dihitung lebih lanjut,” ujarnya.

Sistem pembiayaan tersebut juga sesuai dengan pendanaan untuk MRT tahap I senilai Rp 144 miliar yen yang diperoleh dari pinjaman Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dengan tanggung jawab sharing antara Pemprov DKI dan Departemen Keuangan.

Permintaan sharing itu diungkapkan Fauzi lantaran, DKI tidak mungkin membiayai keseluruhan pembangunan hanya dari APBD. Pasalnya, total jumlah APBD DKI Jakarta selalu berkisar pada nominal Rp 20 triliunan. Untuk tahun 2010 saja, total jumlah APBD DKI 2010 sebesar Rp 24,67 triliun. “Skema pembiayaan itu seharusnya dengan sistem sharing seperti MRT Tahap I,” kata Fauzi.

Selain meminta bantuan dana pada Pemerintah pusat, paparnya, Pemprov DKI juga akan mencari sumber pendanaan dengan sistem pinjaman jangka panjang, agar tidak membebani APBD. Seperti proyek MRT tahap I, pendanaan berdasarkan pinjaman dengan jangka waktu selama 30 tahun dan 10 tahun grace period (masa tidak bayar bunga).

(guruh/sir)

sumber :http://www.poskota.co.id/metro/2010/01/27/mrt-mulai-dibangun-tahun-depan

Written by jakartamrt

January 27, 2010 at 6:18 am

Posted in Pos Kota Online

Kereta MRT Akan Diintegrasikan dengan KRL Lingkar Kota

leave a comment »

Hery Winarno – detikNews


Dok. Detikcom

Jakarta – Pemprov DKI Jakarta masih menyimpan banyak rencana pembangunan alat transportasi massal. Kereta bawah tanah mass rapid transit (MRT) rencananya akan dibangun terintegrasi dengan KRL lingkar Ciliwung Blue Line.

“Dalam waktu dekat kita akan rapat dengan PT KA untuk membahas MRT terintegrasi dengan Loop Line. Loop Line kan masih dikelola oleh PT KA,” ujar Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Priyadi Priyautama.

Hal ini ia sampaikan usai menggelar rapat pimpinan (Rapim) dengan Gubernur DKI Fauzi Bowo di Balaikota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Senin (25/1/2010).

Dengan adanya integrasi tersebut diharapkan penumpang MRT yang ingin melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan lain dapat menggunakan KRL lingkar kota, begitu juga sebaliknya.

“Nantinya Stasiun Dukuh Atas akan menjadi stasiun terpadu untuk integrasi tersebut,” tambahnya.

Proyek MRT akan dibangun sepanjang 14,3 km dengan rute Lebak Bulus-Dukuh Atas. Sedangkan KRL lingkar kota adalah Ciliwung Blue Line yang rutenya dari Manggarai, Mampang, Dukuh Atas, Karet, Tanah Abang, Duri, Angke, Kampung Bandan, Rajawali, Kemayoran, Senen, Sentiong, Kramat, Pondok Jati, Jatinegara dan kembali ke Manggarai.

Jika dua sarana transportasi ini sudah terintegrasi, masyarakat diharapkan lebih menggunakan angkutan umum dibandingkan kendaraan pribadi. “Sehingga diharapkan kemacetan jadi berkurang,” pungkasnya.
(her/fay)
<!–

–>
sumber : http://www.detiknews.com/read/2010/01/25/160859/1285715/10/kereta-mrt-akan-diintegrasikan-dengan-krl-lingkar-kota

Written by jakartamrt

January 25, 2010 at 4:08 pm

Posted in Uncategorized

KA Bawah Tanah Terhubung Dengan Loopline

leave a comment »

Dengan demikian, kelak penumpang tak perlu susah-susah lagi bila ingin pindah jalur.
Senin, 25 Januari 2010, 15:41 WIB
Siswanto, Desy Afrianti
Subway, salah satu moda angkutan MRT (subway.com)
BERITA TERKAIT

VIVAnews – Rencana pembangunan kereta api bawah tanah (mass rapid transit/MRT) Lebak Bulus – Dukuh Atas, nantinya didesain bersinergi dengan kereta lingkar kota (loopline). Dengan demikian, kelak penumpang tidak perlu susah-susah lagi bila ingin pindah dari satu jalur ke jalur yang lain.

“Dalam waktu dekat kami akan rapat dengan PJKA (PT KAI) untuk membahas MRT terintegrasi dengan loopline. Kan loopline masih dikelola oleh PJKA,” kata Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Priyadi Priyautama di Balaikota DKI Jakarta, Senin 25 Januari 2010.

Dengan adanya integrasi ini, maka penumpang kereta bawah tanah yang ingin melanjutkan perjalanan ke tujuan lain dapat menggunakan kereta api loopline atau sebaliknya.

“Nantinya Dukuh Atas akan menjadi stasiun terpadu,” kata dia.

Proyek MRT yang digagas Pemprov DKI sejak beberapa tahun lalu, akan dibangun sepanjang 14,3 kilometer dengan rute Lebak Bulus – Dukuh Atas.

Sedangkan kereta api loopline yang kini sudah beroperasi, melayani penumpang di Stasiun Jatinegara – Manggarai – Mampang – Dukuh Atas (Sudirman). Kemudian Stasiun Karet – Tanah Abang – Duri – Angke – Kampung Bandang – Stasiun Rajawali – Kemayoran – Senin – Sentiong – Kramat – Pondok  Jati. Kemudian dari Pondok Jati, kembali lagi ke Jatinegara.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyatakan jumlah penumpang kereta loopline ini sedikit. Sebab, selain karena kurang menarik, jadwal kedatangan juga kurang pas, kemudian frekuensi dan pelayanan terlalu rendah.

• VIVAnews
sumber :http://metro.vivanews.com/news/read/124121-ka_bawah_tanah_terhubung_dengan_loopline

Written by jakartamrt

January 25, 2010 at 3:41 pm

Posted in Uncategorized

MRT III butuh Rp33 triliun

leave a comment »

JAKARTA: Proyek mass rapid transit (MRT) jalur Balaraja-Cikarang sepanjang 87,3 km diperkirakan menelan investasi US$3,54 miliar atau sekitar Rp33 triliun.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan mengungkapkan nilai investasi itu mengacu pada perkiraan biaya pembangunan MRT tahap ketiga yang rata-rata mencapai US$40,6 juta per km setara Rp381 miliar.

“Berdasarkan rekomendasi Japan International Cooperation Agency (JICA), salah satu alternatif jalur MRT tahap ketiga yang dinilai terbaik memiliki panjang 87,3 km dengan biaya rata-rata US$40,6 juta per km,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Tundjung menjelaskan alternatif jalur MRT yang membentang dari barat ke arah timur Jakarta tersebut melalui rute Balaraja-Tangerang-Duri-Grogol-antara Mangga Besar dan Sawah Besar-Kemayoran-Kelapa Gading-Cikarang.

Rute MRT itu terdiri atas lintasan jalur di atas permukaan tanah (elevated) sepanjang 58,2 km, jalur di bawah tanah (underground) 12,6 km, serta jalur existing atau at grade sepanjang 16,5 km dengan jumlah stasiun sebanyak 46 unit.

Jalur elevated sendiri meliputi Balaraja-Tangerang (17,6 km) dan Kelapa Gading-Cikarang (40,6 km), jalur bawah tanah Grogol-Kelapa Gading (12,6 km), dan jalur at grade Tangerang-Duri sepanjang 16,5 km.

Tundjung menilai rute tersebut merupakan yang terbaik dari empat rute alternatif lain yang juga dikaji JICA. Keempat rute alternatif itu yakni Balaraja-Cileduk-Blok M-Cawang-Setu; Balaraja-Tangerang-Grogol-Dukuh Atas-Cikarang; Balaraja-Kemanggisan-Dukuh Atas-Cikarang; dan Grogol-Senayan-Mampang-Pondok Kopi. (lihat infografis)

Menurut dia, Pemerintah Jepang kemungkinan besar akan mendanai proyek MRT tahap ketiga rute Balaraja-Cikarang, tentunya setelah proses studi kelayakan yang dilakukan JICA selesai pada akhir tahun ini.

“Biasanya seperti itu. Kalau JICA yang melakukan studi, Pemerintah Jepang yang kemudian mendanai proyek bersangkutan,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Tundjung juga mengungkapkan JICA telah menyelesaikan studi kelayakan proyek MRT tahap kedua rute Dukuh Atas-Stasiun Kota sepanjang 7,4 km dengan lintasan di bawah tanah.

Menurut rencana, pada jalur MRT tahap kedua itu akan dibangun sembilan unit stasiun di bawah tanah. Biaya pembangunannya sendiri ditaksir US$81,6 juta hingga US$131,9 juta per km, setara Rp767 miliar-Rp1,24 triliun.

Kementerian Perhubungan, lanjutnya, akan memprioritaskan program pembangunan MRT jalur Dukuh Atas-Kota. MRT tahap kedua itu merupakan kelanjutan MRT tahap pertama jalur Lebak Bulus-Dukuh Atas sepanjang 14,5 km senilai Rp10,26 triliun.

Biaya proyek MRT tahap pertama sendiri bersumber dari JICA Rp8,36 triliun, pemerintah pusat Rp1,25 triliun, dan APBD DKI Rp0,65 triliun. Pinjaman JICA yang bertenor 30 tahun dengan masa tenggang 10 tahun akan ditanggung DKI Rp4,8 triliun dan sisanya oleh pusat.

Setelah masa tenggang, di luar kewajiban menutup pembiayaan proyek Rp651 miliar, APBD DKI akan tergerus Rp184 miliar setiap tahun. Dari plafon pinjaman tersebut, pencairannya baru mencapai Rp5,5 triliun yang terbagi atas dua tahap.

Saat ini, sudah terdapat tiga kontraktor Jepang yang mengincar proyek tersebut, yaitu Sumitomo Corp, Marubeni Corp, dan Itochu Corp. Tender konstruksinya baru akan digelar tahun depan.

Sistem tiket

Di tempat terpisah, Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan Pemprov DKI berencana menjadikan stasiun-stasiun di jalur MRT rute Balaraja-Cikarang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, selain fungsi utamanya sebagai prasarana transportasi kota.

Guna mendukung rencana itu, Pemprov DKI akan mengintegrasikan stasiun MRT dengan stasiun transportasi massal lain seperti busway dan kereta api dalam kota. “Ini juga berkaitan dengan rencana menyinergikan sistem tiket transportasi massal di Ibu Kota.”

Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo menambahkan salah satu stasiun yang diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru itu adalah stasiun perlintasan yang menghubungkan tiga rute MRT.

“Tapi sampai saat ini, perlintasan yang menghubungkan antara rute MRT tahap ketiga dengan rute MRT tahap pertama dan kedua itu belum ditentukan. Yang pasti, titik pertemuan itu akan berada di antara stasiun Harmoni sampai stasiun Glodok,” katanya.

Mengomentari rencana ini, Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit menyatakan rencana menjadikan stasiun MRT sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru itu harus dipersiapkan secara matang.

Untuk itu, dia berpendapat, pemerintah harus mengedepankan prinsip pengembangan kawasan transit atau transit oriented development (TOD), yakni dengan memadukan pengembangan kawasan transit dan properti atau perniagaan.

“Meski dalam dokumen rencana tata ruang dan wilayah DKI sendiri konsep itu sudah dikenal, sampai sekarang belum ada kejelasan bagaimana prinsip TOD itu akan diterapkan. Artinya, belum ada kejelasan pengembangan properti di sekitar stasiun MRT.”

Danang menilai proyek MRT tahap ketiga dengan membuat jalur angkutan massal cepat dari barat ke timur lebih didasarkan kepentingan mengurangi kemacetan jalan di Ibu Kota, bukan sebagai proyek pengembangan kota secara berkelanjutan.

Karena itu, sambungnya, pemerintah pusat dan Pemprov DKI perlu segera duduk satu meja guna membahas proyek MRT tahap ketiga itu secara terbuka dengan melibatkan warga. “Sebagai sebuah proyek pasti harus disosialisasikan secara terbuka,” ujarnya.

Proyek MRT sendiri merupakan program prioritas nasional yang masuk ke dalam salah satu rencana pembangunan jangka menengah nasional. Pelaksanaan proyek ini diserahkan kepada Kementerian Perhubungan dan Pemprov DKI.

Kepastian pembangunan MRT yang membentang dari barat ke timur wilayah Jakarta itu sendiri dituangkan dalam rancangan peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jakarta 2010-2030 yang akan disahkan pada tahun ini.

Bersaman dengan itu, Pemprov DKI juga menyiapkan peraturan daerah tentang pemanfaatan ruang bawah tanah. Perda yang ditargetkan terbit semester I/2010 itu akan mengatur sekaligus melindungi aset pemerintah maupun swasta yang berada di bawah tanah. (Hery Lazuardi/Bastanul Siregar) (hendra.wibawa@bisnis.co. id/mia.chitra@ bisnis.co.id)

Oleh Hendra Wibawa & Mia Chitra Dinisari
Bisnis Indonesia

sumber : http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/1id156884.html

Written by jakartamrt

January 21, 2010 at 9:58 am

Posted in bisnis.com

Stasiun MRT Dihubungkan ke Pusat Perbelanjaan Jakarta

leave a comment »

JAKARTA–Stasiun Mass Rapit Transit (MRT) Jakarta rencananya akan dihubungkan dengan pusat-pusat perbelanjaan yang ada di sepanjang lintasannya untuk memudahkan masyarakat yang menggunakan moda transportasi itu.

“Integrasi dengan mall ini akan dikembangkan dalam pelaksanaan desain dasar,” kata Direktur Utama PT MRT, Tribudi Rahardjo, di Jakarta, Selasa.

Integrasi dilakukan dengan membangun sistem penghubung seperti jembatan layang (sky walk) langsung ke pusat perbelanjaan, sehingga penumpang tidak harus turun ke jalan sehingga diharapkan dapat mengurangi kemacetan.

“Mall seperti Blok M Mall dapat digabung dengan sky walk,” kata Staf IT MRT, Michael Adikara, di acara Sustainable Jakarta Convention 2009 di Hotel Four Seasons, Selasa.

Tribudi mengatakan saat ini sudah ditentukan posisi berbagai stasiun MRT yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Haji Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamaraja, Senayan, Istora Senayan, Bendungan Hilir, Setiabudi dan Dukuh Atas.

Beberapa pusat perbelanjaan lain yang bisa diintegrasikan dengan stasiun MRT adalah Cilandak Town Square (Citos) yang dekat dengan halte Fatmawati, Plaza Semanggi yang dekat dengan halte Bendungan Hilir, Plaza Senayan yang dekat dengan stasiun dan FX yang berada diseberang halte Istora Senayan.

Direktur Teknik PT MRT, Rachmadi, menjelaskan stasiun Blok M akan terintegrasi dengan terminal Blok M dimana bus umum dan busway koridor I Blok M-Kota juga memiliki halte disitu. “Sementara integrasi dengan stasiun Dukuh Atas berfungsi sebagai MRT feeder, stasiun waterway, monorel, busway dan pemberhentian taksi dan bus umum,” ujarnya.

Stasiun bendungan Hilir akan terkoneksi dengan stasiun monorel di Setiabudi dan stasiun Istora Senayan akan terhubung dengan monorel dan pusat jasa komersial lainnya.

Sementara untuk Stasiun Fatmawati akan memiliki tempat penitipan kendaraan (park and ride) dan stasiun Lebak Bulus akan menjadi kawasan depo MRT dan terhubung dengan terminal. ant/ahi

sumber : http://www.republika.co.id/berita/88479/Stasiun_MRT_Dihubungkan_ke_Pusat_Perbelanjaan_Jakarta

Written by jakartamrt

November 11, 2009 at 4:57 am

Posted in Uncategorized

Tagged with